TEMPO.CO, Jakarta - Demo atau unjuk rasa yang berlangsung hingga dua hari belakangan ini dikhawatirkan oleh kalangan pengusaha bakal mempengaruhi pergerakan aktivitas ekspor dan impor barang. Pergerakan arus barang melalui Pelabuhan Tanjung Priok juga dikhawatirkan akan turun akibat lumpuhnya aktivitas logistik di sekitar Tanah Abang.
Baca: Demo di Jakarta, Blue Bird Pastikan Layanan Taksi Tak Terganggu
"Kalau saya amati, per harinya ada sekitar 10 kontainer ekspor garmen. Impor tidak banyak," kata Sekretaris Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia DKI Jakarta, Adil Karim ketika dihubungi, Rabu, 22 Mei 2019.
Adil menyebutkan di sekitar Tanah Abang dan Petamburan terdapat kegiatan ekspor yang cukup besar dengan tujuan kawasan Afrika. Selain itu, ada kegiatan logistik pula di sepanjang Jl KH Mas Mansyur, Jl Wahid Hasyim, dan Petamburan untuk pengiriman antardaerah, yang terganggu.
Namun, aktivitas keluar masuk barang di Tanjung Priok, menurut pantauan ALFI, sejauh ini masih normal. Hal ini karena arus barang ekspor impor di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu banyak dari arah timur, seperti Bekasi, Cikampek, dan Cirebon.
"Kami berharap semuanya cepat selesai. Sudah cukup lama kami berharap ada pertumbuhan karena sejak kampanye kegiatan ekspor impor slow," kata Adil.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai demo 22 Mei maupun bentrokan pada 21 Mei tidak berdampak terlalu signifikan pada perekonomian nasional. Kemungkinan, kata dia, dampaknya hanya muncul pada sektor investasi yang membuat investor ingin mengecek perkembangan situasi terlebih dahulu.
"Tapi mustinya setelah melihat bagaimana kejadiannya tidak akan banyak artinya," kata Darmin saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Mei 2019.
Awalnya, aksi berlangsung damai hingga salat Tarawih, sekitar pukul 8 malam, Selasa lalu. Namun setelah itu, kericuhan justru terjadi antara massa aksi dan aparat kepolisian. Kericuhan meluas hingga ke Pasar Tanah Abang yang berjarak beberapa meter dari Gedung Bawaslu. Sampai pagi ini, kericuhan pun masih terjadi di lokasi tersebut.
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu pagu ini dibuka melemah di level 5.948,383 dibandingkan penutupan Selasa sore yang ditutup di level 5.951,371. Sementara nilai tukar rupiah yang dirilis Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor pagi ini dibuka melemah. Dari Rp 14.462 per Dollar AS pada 21 Mei, menjadi Rp 14.488 pada 22 Mei 2019.
Baca: Ada Demo di Jakarta, Aprindo: Tempat Perbelanjaan Tetap Buka
Darmin menilai pelemahan rupiah ini bukan karena demo, melainkan hanya euforia pasar semata karena sentimen memang biasa terjadi di pasar. "Itu kalau sentimen bukan sesuatu yang riil nanti dia koreksi sendiri, ya baik baik saja (situasi secara keseluruhan)," ujarnya.
BISNIS